PENDAMPING LOKAL PAHLAWANNYA PROGRAM
Pada Petunjuk
Teknis Operasional PNPM Mandiri
Perdesaan jelas disebutkan bahwa Pendamping lokal adalah tenaga pendamping dari
masyarakat yang membantu fasilitator Kecamatan untuk memfasilitasi masyarakat
dalam melaksanakan tahapan dan kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian.
Di Petunjuk Teknis Operasioal pula dijelaskan bahwa Honor dari Pendamping lokal
maksimal hanya 500 ribu dan Transpot maksimal 250 ribu, itu artinya pendapatan
kami pendamping lokal hanya 750 ribu per bulannya, dan itu pun hanya
dianggarkan 10 bulan dengan alasan sudah ketetntuan dari Program. Terus bagaimana nasib kami selama 2 bulan? siapa
yang menggaji kami? Apakah kami kerja bakti?
Pertanyaan ini
terus mengusik ketenangan ketika bulan penghujung seperti ini, tapi ya sudah
lah mungkin ini sudah jalan cerita kami seorang pendamping lokal, saya terus
memotivasi diri sendiri agar tetap bertahan, hal itu pun saya coba tularkan
pada teman – teman pendamping lokal yang lain dengan memberikan apresiasi,
karena meskipun tidak digaji 2 bulan terakhir, namun kami pendamping lokal
tetap menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang pendamping lapangan.
Lantas, apa hubungan pendamping
lokal dengan Pahlawan Program? Yang jelas sanagat berhubungan,
bayangkan saja dalam kondisi tidak digaji pun pendamping lokal masih dengan
semagat memberikan pendampingan ke masyarakat perdesaan dan memfasilitasi
kegiatan, bahkan sampai ke pelosok – pelosok, kami rela tinggalkan anak istri,
kami rela korbankan waktu istirahat, kerja dari pagi bahkan hingga malam, hanya
utuk masyarakat, hanya untuk menjalankan misi memberantas kemiskinan. Tapi apa
yang kami dapatkan saat ini ? hak kami tidak terbayarkan selama 2 bulan , honor
kami yang jauh dibawah UMR Provinsi yang
hanya 750 ribu tersebut hanya dianggarkan dalam 10 bulan karena alasan aturan
PTO, bagaimana nantinya pertanggung jawaban kami sebagai seorang suami
dirumah,sebagai istri, sebagai anak ? Pendamping lokal bukan robot yang bisa
seenaknya ditekan tombol power on, tapi kami juga manusia, kami diharapkan
menyelesaiakn progres dengan cepat, tapi mana kesejahteraan Pemerintah kepada
kami ? katanya program pemberdayaan tapi
nyatanya tidak bisa memberdayakan Pelakunya kondisi ini sangat bertolak
belakang dengan roh PNPM yakni meningkatkan kesejahteraan. Ach mungkin ini
hanya sedikit rasa kekesalan saya atas kondisi yang penuh delematis ini, maju
kena mundur juga kena.Namun Pendaming lokal pantas mendapat gelar Pahlawannya
Program.
Panas atau
hujan, pagi atau malam sudah tidak dihiraukan lagi oleh kami pendamping lokal,
karena kami ingin menyelesaikan pekerjaan secepatnya dengan baik, bukan karena
masalah dikejar RKTL, bukan karena merasa ditekan oleh FK/FT, tapi kami tulus
memberikan yang terbaik kepada masyarakat, khususnya masyarakat perdesaan.
Ketulusan itulah, membuat kami disenangi masyarakat khususnya TPK dan KPMD
karena kami selalu siap untuk membantu memfasilitasi musyawarah yang ada di
Desa, membantu memerikasa laporan penggunanaan dana, berita acara dan lain
sebagai nya . Saya yakin masih banyak keberhasilan tentang pendamping lokal,
masih banyak cerita pilu pendamping lokal ditengah berabagai masalah yang tidak
ada titik terangnya, ditengah kondisi ekonomi yang yang semakin terpuruk
ini .
Satu pesan untuk
kawan – kawan pendamping lokal teruslah semangat, kita adalah ujung tomboknya
PNPM MPd, tetaplah berjuang untuk menjalankan misi awal memberantas kemiskinan,
tetaplah lah semangat dalam menjalankan tugasmu walau badai selalu menerpa,
tetaplah tersenyum disaat kau berduka, karena senyum mu selalu dirindukan.
(Ibrahim
PL PNPM Kec Pulau Panggung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar