ANDAIKAN MUNGKIN
WAKTU DAPAT DIPUTAR MAKA
PTO
AKAN MENJADI DASARKU DALAM SETIAP MELAKUKAN PEKERJAAN
Tanggal
15 Maret tidak akan pernah saya lupakan, kenapa ? karena pada hari itu awal
dimana saya harus dan selalau berpikir bukan untuk diri sendiri tetapi untuk
kesejahteraan orang banyak, Benarkah itu ? bisa iya bisa juga tidak, yang pasti
ketika itu kata yang terucap dari bibir mungil nan elok ini adalah kata yang
jarang sekali saya ucapkan dan tidak disadari dengan linangan air mata kata itu
terlepas juga, Innalillahi wainnalillahiroji’un. Entah mengapa, yang pasti
tugas berat sudah terbayang didepan mata bukan hanya untuk dipandang tetapi
harus dilaksanakan dan dipikirkan cara serta solusi yang harus diambil, yaitu salah
satunya mengeluarkan kecamatanku dari setatus kecamatan bermasalah.
Tidaklah
mudah memulai sesuatu perubahan yang dilakukan akan berjalan dengan mulus,
ternyata teori dengan praktek tidaklah sama seluruhnya. Banyak hal yang diluar
dugaan, karena ternyata bukan perubahan saja yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai tetapi pertama yang harus saya lakukan adalah
mengidentifikasi permasalahan dan kondisi yang ada di UPK serta kemungkinan
kemungkinan yang akan terjadi atau yang harus terjadipun sudah tergambar
sehingga ada alternatif tindakan yang akan diambil.
Seiring
perjalanan ternyata sangatlah menguras tenaga dan pikiranku, satu permasalahan
belum juga ada tanda tanda akan terselesaikan muncul masalah yang lain, belum
lagi yang harus saya lakukan adalah meminits, mengoptimalkan rekan atau mitra
kerja yang ada di UPK, karena saya tidak akan bias menyelesaikan semua
permasalahan yang timbul itu sendiri. Dan yang sangat menguras tenaga adalah
mengecek kembali pembukuan dan dokumen dari tahun awal sebagai dasar untuk
mengambil tindakan penyelesaian masalah masalah yang ada.
Diawali
dengan berkoordinasi dengan Camat, PJOk, BKAD, PL, TPK dan tentunya Fasilitator
Kecamatan serta Kabupaten dan pelaku PNPM lainya untuk mengambil kesepahaman
satu langkah dan satu tujuan, maka saya mulai mengambil keputusan dan tindakan
dalam penyelamatan kecamatan dari satatus kecamatan bermasalah.
Perdebatan
karena perbedaan pendapat dan saling mempertahankan argument agar tidak ada
kesalahan dalam mengambil keputusan adalah hal yang setiap hari sudah menjadi semacam
makanan, dan yang teramat sulit dalam mengambil keputusan adalah ketika semua
pendapat merupakan solusi yang sama sama baik, maka pada akhirnya ketualah
yaitu saya yang harus mengambil kebijakan itu karena apapun yang akan
ditimbulkan sudah tentu katua yang akan menanggung baik secara hukum maupun
secara kemasyarakatan.
Hari
berganti minggu dan minggupun berganti bulan, masalah SKB akhirnya
terselesaikan, itu semua bukan karena saya tetapi karena niat dan tekat yang
kuat dari semua pelaku PNPM di kecamatanku. Kekompakan kebersamaan serta
penempatan tupoksinya masing masing mempermudah dan meringankan pekerjaan serta
dapat terkonsentrasikan pada apa yang terjadi dan yang dikerjakan.
Makanpun
kembali terasa asinya, tidur juga terdengar mimpinya dan yang lebih terasa
adalah dengkuran istripun terdengar merdu sekali ditelinga ini. Senyuman istri
saat saya berangkat kerjapun Nampak semangatnya walau jelas terlihat ada
harapan dan doa yang terselip “ Ya Allah semoga suamiku diberikan kekuatan dan
kesehatan serta dimudahkan jalan untuk menyelesaikan pekerjaan, jangan enkau
biarkan suamiku dan rakan rekannya terpeleset atau menyimpang pada perbuatan yang
engkau laknat, sehingga suamiku dapat merawat rumput yang tumbuh di sawah serta
memandangku tiada henti untuk mengatakan begitu cantiknya hamba-Mu ini ya
Allah. “
Keceriaan
suasana kantor yang berlangsung beberapa haripun berubah seratus delapan puluh
derajat, tertulis dengan tinta merah di salah satu harian surat kabar local
bahwa mantan ketua UPK ditahan pihak kejaksaan terkait penyimpangan dana SPP.
Yahh.. sudah tergambar yang akan terjadi, dan yang harus disiapkan. Hampir
setengah tahun bersama tim pemeriksa, baik dari kejaksaan maupun BPKP melakukan
cek data semua kelompok yang ada. Tidak mengenal siang dan malam, setiap saat
ada telpon dari kedua instansi itu ya harus siap dan berangkat untuk
mengkonfermasi atau menyiapkan apa data yang diminta.
Mungkin
jika diawal saya menjabat ketua, orentasinya adalah gaji maka yang terjadi
sebuah kemasabodohan atau keterlantaran akan masalah yang ada. Untungnya niat
itu adalah membantu apa yang bisa saya bantukan dan berikan untuk negeri ini
dan mencari ilmu, sehingga tatkala semangat dan rasa jenuh karena tekanan dan
juga keinginan beberapa orang yang sulit saya penuhi mulai menghantui jiwa dan
raga ini maka saya kembalikan pada tujuan awal saya bergabung dengan PNPM.
Usaha
dan upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan program juga pelaku yang
terlibat, tetapi semua kembali pada yang kuasa. Walau beberapa pihak
menginginkan semua jangan sampai terjadi dalam proses hukum, tetapi mau
bagaimana lagi, memang yang salah harus menerima hukuman dan bukan sebuah
kebijakan akan kesalahanya. Waktu itu yang terpenting dan selalu menjadi bahan
obrolan adalah penyelamatan uang program, sehingga banyak benturan benturan dan
kepentingan yang pada akhirnya ketua lagi yang harus menanggung dan menentukan
kebijakan dan keputusan. Semua hanya mampu memberikan saran dan perintah tetapi
perakteknya saya yang melaksanakan, tidak ada yang bertanya bagaimana perasaan
dan situasi psikologi saya wajtu itu yang ada hanya bagaiman keadaan korban
sudah mengembalikan apa belum ? Berapa bulan dihukumnya ? dan lain lain.
Begitu
besar pengorbanan yang harus saya terima dalam penyelesain masalah masalah yang
terjadi, mulai dari tidak dapat memberikan perhatian penuh ketika anaku sakit
yang akhirnya meninggal sampai hilangnya pekerjaan sampinganku dan tidak
terselesaikan kuliahku yang di IAIN, tetapi walau sampai saat ini masalah itu datang
silih berganti saya tetap saja pada tujuan awal saya bergabung di PNPM ini,
memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara terutama negeri Pugung yang
tercinta, orang mau bilang apa ya silahkan saja, karena mereka hanya dapat
melihat tidak dapat merasakan apa yang terjadi pada jiwa dan raga ini.
Jika
saya boleh berharap dan mampu saya lakukan tentu sudah saya putar waktu ini
pada masa dimana PNPM mulai ada di Tanggamus , saya akan memulai pekerjaan
dengan dasar yang jelas dan tidak akan mau disimpangkan atau ditekan siapapun,
karena dasar saya untuk bekerja akan saya lakukan dengan optimal bukan hanya
untuk memenuhi tuntutan laporan saja apalagi hanya untuk mendapatkan gaji yang
belum dibayar, tetapi akan saya terapkan sesuai PTO yang berlaku, SOP yang ada
dan penempatan Tupoksi yang jelas. Semua perintah baik dari manapun datangnya ,
dan pihak manapun, semua kejadian yang terjadi akan saya dokumentasikan, Karena
apapun perkataan atau perintah tidak aka ada gunanya jika tidak ada bukti
tertulisnya, dengan kata lain semuanya harus tertulis. Jika tidak tertulis ya
maafkan saya jika tidak saya laksanakan.
Dan
terimakasih untuk semua tim faskab, fk/ft, PJok dan patner kerja saya serta
teman teman yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi sehingga semua
masalah dapat diatasi serta saya sampai saat ini masih tetap pada niat awal
saya untuk dapat membantu masyarakat, dan tidak sampai dirawat di rumah sakit
jiwa. Bye bye and goog luck ! Pertahankan Komitmen dan Semangat untuk maju
serta Yakinlah bahwa Allah Swt akan membantu umatnya yang selalu berusaha untuk
hidup lebih baik dan memikirkan orang banyak bukan memikirkan diri sendiri. Karena
sebaik baiknya umat adalah yang berguna bagi dirinya, agamanya dan orang lain. ( by;
Nurul Halim, UPK Pugung )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar